Manusia memerlukan
bernafas untuk hidup. Bernafas juga merupakan salah satu ciri dari makhluk
hidup. Bernafas terdiri dari dua proses yang disebut inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi adalah menghirup udara berupa O2, sedangkan ekspirasi adalah menghembuskan
udara berupa CO2. Kedua proses tersebut merupakan satu kesatuan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh karena tubuh manusia memerlukan
pasokan O2 yang cukup untuk melangsungkan fungsi jaringan masing-masing.
Prinsip mekanisme
bernafas sebenarnya lebih menitikberatkan pada perbedaan tekanan udara di dalam
paru-paru dengan udara di luar/lingkungan. Inspirasi(menghirup O2) dapat
terjadi karena tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan
di luar paru. Hal tersebut dapat terjadi karena udara mengalir dari tekanan
yang tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sebaliknya pada ekspirasi, proses
menghembuskan udara ini dapat terjadi ketika tekanan udara di dalam paru-paru
lebih tinggi daripada tekanan udara di lingkungan, sehingga udara mengalir
keluar ke lingkungan.
Perbedaan tekanan udara
dalam paru-paru dengan tekanan udara di lingkungan dipengaruhi oleh otot-otot
torax (dada), otot-otot abdomen (perut), dan diafragma. Inspirasi dapat terjadi
ketika tekanan udara dalam paru rendah. Rendahnya tekanan udara dalam paru-paru
disebabkan oleh volume paru yang membesar/mengembang. Proses mengembangnya
paru-paru dikarenakan tulang-tulang iga dan dada juga terangkat atau mengembang
dengan adanya aktivitas otot-otot sehingga menjadi lebih lebar. Seperti dalam
ilmu fisika, dengan meningkatnya volume paru, maka tekanan dalam paru-paru
semakin rendah.
Gambar 1. Anatomi otot-otot penyusun dinding dada dan perut yang terlibat dalam mekanisme bernafas. (Tortora & Derickson, 2009) |
Otot-otot yang normal berkontraksi
ketika inspirasi biasa adalah otot diafragma dan otot intercostals eksternus,
sedangkan ketika inspirasi paksa, terdapat kontraksi otot-otot tambahan,yaitu
otot scalenus dan otot sternocleidomastoideus. Aktivitas kontraksi otot-otot
yang terkait di tulang iga dan dada itulah yang menyebabkan peningkatan volume
paru dan menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada di
lingkungan, sehingga udara dari lingkungan masuk kedalam paru-paru.
Proses menghembuskan
udara atau yang disebut ekspirasi dapat terjadi dengan sendirinya akibat dari relaxasi
diafragma karena sifat kelentingan atau kelenturan diafragma itu sendiri,
sehingga diafragma kembali mendorong/menekan paru-paru ke atas, dan juga
ekspirasi ini disebabkan oleh relaxasi otot-otot inspirasi ke keadaan seperti
semula. Hal tersebut secara normal sudah menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru
menjadi kembali lebih tinggi daripada tekanan udara di lingkungan. Pada
beberapa keadaan, seperti asma dan kesulitan bernafas, terdapat otot-otot
tambahan yang berkontraksi untuk menjadikan tekanan udara dalam paru-paru lebih
tinggi guna mengeluarkan udara dari dalam paru ke lingkungan. Otot-otot
tambahan tersebut adalah otot intercostals internus, otot rectus
abdominis(perut), otot transverses abdominis(perut), otot oblique eksternus,
dan otot oblique internus.
Mekanisme inspirasi dan
ekspirasi menunjukan bahwa prinsipnya bernafas itu dapat terjadi karena
perbedaan tekanan udara antara dalam paru dan luar paru. Perbedaan tekanan
terjadi karena aktivitas otot-otot tertentu yang dapat menyebabkan perubahan
volume paru. Disimpulkan bahwa proses bernafas, khususnya inspirasi itu bukan
didahului dengan masuknya udara ke dalam paru-paru, kemudian paru-paru
mengembang. Akan tetapi, dibutuhkan pengembangan paru-paru terlebih dulu , baru kemudian udara
dari luar masuk ke dalam paru-paru. Begitu juga yang terjadi ketika ekspirasi,
ekspirasi di dahului dengan relaxasi otot-otot pernafasan terlebih dulu, baru
kemudian udara keluar. Jadi, paru-paru mengempis bukan karena udara keluar,
tapi karena sifat kelentingan diafragma dan otot pernapasan lainnya.
Terima kasih atas penjelasannya. Semoga berkah, Aamiin.
BalasHapus