Rabu, 28 September 2011

Pancasila Zaman Nenek Moyang Kita

*Singkat saja, tulisan ini saya buat ketika ditugaskan untuk menunjukan bukti-bukti bahwa nilai-nilai pancasila itu telah ada pada zaman nenek moyang kita. Buku yang saya rangkum atau dijadikan referensi adalah buku karangan Prof. Dr. kaelan, Beliau dosen UGM.

Bukti yang menyatakan bahwa nilai-nilai pancasila telah teramalkan dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri sejak dulu kala, zaman kutai hingga zaman pergerakan nasional, terdapat pada pola hidup masyarakatnya di zaman tersebut.
1.       Zaman Kutai
Suatu bukti bahwa nilai pancasila telah hadir pada zaman kutai sebagai kerajaan pertama di Indonesia adalah ketika Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada Brahmana kemudian para Brahmana membangun 7 yupa sebagai tanda terimakasih.
Hal tersebut menunjukan bahwa nilai sosial politik, dan ketuhanan (dalam bentuk kerajaan,kenduri, dan sedekah pada Brahmana) telah ada pada periode itu, dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai tali pengikat kewibawaan raja.
2.       Zaman Sriwijaya
Pada zaman ini, berdirilah suatu kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia , yaitu Sriwijaya. Sriwijaya mengatur sistem perdagangannya dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An vatakvurah sebagai pengawas dagangannya.
Demikian pula dengan sistem pemerintahannya, Sriwijaya telah memiliki pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang mengawasi pembangunan patung suci yang merupakan perlambang tuhan mereka. Tidak hanya itu, bukti kongkrit akan nilai ketuhanan pada zaman itu adalah dengan berdirinya Universitas agama Budha.
Bahkan cita-cita tentang kesejahteraan bersama telah tercermin dalam kerajaan sriwijaya yang berbunyi “marvuat vannua criwijaya siddhayatra subhiksa” (suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur)
3.       Zaman kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri, telah banyak kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur berdiri. Mereka membangun candi-candi sesuai agamanya masing masing, Hal ini menjurus pada sila pertama, yaitu ketuhanan.
Lalu, Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang dengan Benggala,Chola, dan champa. Hal ini berkaitan dengan nilai kemanusiaan.
Masih berdasarkan prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian, yang merupakan penerapan nilai-nilai sila kelima.
4.       Zaman Majapahit
Dalam kitab yang berjudul Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca terdapat kata ‘pancasila’. Kemudian, dalam kitab berjudul sutasoma yang dikarang oleh Empu tantular terdapat seloka persatuan Nasional, yaitu ‘Bhinneka tunggal Ika’.
Sumpah palapa yang ketika itu diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada merupakan kejadian yang mencerminkan nilai-nilai sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.
Dalam prasasti Brumbung disebutkan bahwa Raja Majapahit memiliki beberapa penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu. Hal itu menunjukan bahwa bermusyawarah dan bermufakat itu telah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.

5.       Zaman Penjajahan
Di zaman yang buruk bagi bangsa Indonesia ini para penjajah menunjukan kesewenang-wenangannya dan mereka merebut hak-hak rakyat. Masyarakat yang merasakan tidak adanya keadilan sosial ini mulai memberontak. Pemberontakan itulah yang menjadi bukti bahwa Indonesia sebelum penjajah datang telah hidup dalam tatanan keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan perwujudan dari sila kelima.
6.       Zaman Kebangkitan Nasional
Zaman ini merupakan titik awal dalam mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri. Berdirinya berbagai organisasi pergerakan nasional  seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam, Indische Partij, dan Partai Nasional Indonesia ini menunjukan bahwa nilai-nilai sila keempat ini telah lama ditanamkan, yaitu nilai permusyawaratan, khususnya dalam berorganisasi.
Lalu, dengan lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 juga memberikan kita pemahaman serta bukti bahwa pada waktu itu kesadaran akan persatuan telah dijunjung tinggi demi tercapainya suatu bangsa yang kuat.

Daftar pustaka :
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta: Paradigma



1 komentar:

Terimakasih atas komentarnya